Minggu, 25 Januari 2009

Bekerja Dengan Hati

Di era global crisis seperti saat ini kelangsungan hidup perusahaan akan semakin sulit. Penurunan volume order yang sangat drastis tidak hanya order dengan tujuan pasar ekspor tapi juga order untuk pasar domestik sendiri. Sehingga banyak sekali perusahaan, seperti pabrikan alas kaki seperti dimana saya bekerja, sudah mulai kekurangan order. Persaingan dengan perusahaan sejenis untuk mendapatkan order baik dari international brands maupun local brand semakin tajam.
Dalam berbagai kesempatan seperti 'weekly review' atau seperti minggu lalu dalam acara dinner bersama managemen saya menyempatkan diri untuk sedikit memberikan semacam pencerahan baik kepada diri saya sendiri maupun rekan-rekan dengan tema 'Bekerja Dengan Hati'.

Saya jelaskan bahwa dalam situasi krisis global seperti sekarang ini, salah satu yang harus kita pahami dan lakukan bersama-sama adalah meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja. Hal ini sangat perlu agar kita dapat memenangkan persaingan dalam memuaskan hati para pelanggan kita, yakni pembeli. Kita perlu meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja untuk meningkatkan daya saing perusahaan dan memuaskan para pelanggan (pembeli) kita.
Kita harus menjadi sebuah tim yang hebat. Sebuah tim yang hebat tersebut seperti kata John Maxwell tidak perlu orang-orang yang hebat, cukuplah orang-orang yang biasa saja namun mau bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh hati untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan kata lain tim yang hebat adalah tim yang terdiri-dari orang yang biasa-biasa saja TAPI mau bekerja dengan hati untuk mendapatkan produktifitas dan kualitas yang maksimal.

Rekan-rekan sekalian, mungkin ada yang bertanya dalam hati 'bagaimana cara berkerja dengan hati.
Untuk bisa bekerja dengan hati, seperti yang dikutip oleh Deni Okvendri, ada lima langkah yang perlu kita lakukan, yakni:

1. Tetapkan tujuan dalam hati
Ada banyak tujuan yang ingin kita capai dalam bekerja. Untuk tingkatan kita kemungkinan besar tujuan finansial masih menjadi yang terdepan dari tujuan-tujuan lain.

2. Temukan kepuasan dalam hati
Dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan, kalau kita mau merenungi sejenak, pasti akan kita temukan bagian dari pekerjaan kita yang bisa membuat kita puas. Sebagai salah satu contoh di bagian produksi. Saat kita selesai produksi yang seringkali harus menambah jam kerja dan belum lagi masalah-masalah yang terjadi selama proses produksi yang membuat masing-masing kita tertekan. Namun saat pembeli menginspek hasil produksi kita dan dinyatakan 'pass/lolos' serta boleh dikirim/diekspor, apakah kita tidak merasa puas??? (saya gak nyangka kalau rekan-rekan yang datang hampir serentak bilang 'puas').

Atau contoh umum lainnya.....
Setelah kita terima gaji, kita belikan sebuah mainan kesayangan untuk prince/princes kecil kita di rumah. Apakah kita tidak merasa bahagia melihat prince/princess kita yang dengan senang dan lucunya memainkan mainan yang kita belikan ditambah lagi dengan sebuah ciuman atau pelukan seraya bilang 'makacih mama/papa'.....

3. Bekerja dengan ketetapan hati yang teguh
Seringkali halangan/hambatan terbesar kita dalam bekerja adalah bukan berasal dari faktor eksternal kita, namun berasal dari faktor internal kita sendiri. Suasana hati kita sendiri yang sering menjadi hambatan kita. Sering datang ke tempat kerja dengan kurang bersemangat, 3L (lemah, letih, loyo).
Dalam keadaan seperti ini, menurut para ahli bahwa 'self talk' atau perkataan kepada diri sendiri akan sangat berpengaruh. Ada yang menganjurkan sebelum berangkat kerja, katakan pada diri anda dengan semangat bahwa 'there must be a great thing happen to me today' (pasti ada sesuatu yang hebat yang akan terjadi pada saya hari ini). Dan ada banyak cara lain meningkatkan motivasi ini.

4. Bangun tim dengan kesehatian
Saya tahu bahwa kita berasal dari berbagai daerah dan dari perusahaan yang berbeda. Tidak heran bila masing-masing kita banyak perbedaan. Namun yang perlu kita pahami bersama bahwa kita sekarang ini berada dalam sebuah perahu yang sama dan sedang menuju kepelabuhan yang sama pula. Kalau masing-masing kita mengayuh dengan arah yang berlawanan, kita tidak mungkin akan sampai di pelabuhan. Yang ada kemungkinan besar perahu kita akan tenggelam.
Untuk itu kita perlu menyingkirkan perbedaan-perbedaan yang kita miliki dan membangun persamaan-persamaan agar tim kita bisa bekerja dengan hasil yang maksimal.

5. Bekerja dengan sepenuh hati
Kita semua menyadari bahwa perusahaan tempat kita bernaung sekarang ini bukanlah seperti sebuah perusahaan di mana mayoritas dari kita bekerja sebelumnya. PT. XYZ ini adalah sebuah perusahaan kecil dan saya yakin kita semua menyadari bahwa perusahaan kecil seperti ini tidak mampu memberikan gaji atau kesejahteraan lain seperti yang diberikan perusahaan-perusahaan besar.
Situasi seperti ini yang sering kali tanpa kita sadari membatasi hati kita untuk mau mencurahkan segenap pengetahuan, keterampilan, dan perilaku (positif) yang kita miliki untuk kemajuan perusahaan. Sering kali hati kita bilang "kenapa mesti kerja keras di sini toh perusahaan tidak bisa memberikan apa-apa dan mungkin juga saya hanya sebentar di sini".
Rekan-rekan sekalian....
Dimanapun kita berada/bekerja, kita itu ibarat berada di sebuah show room yang ramai dikunjungi. Orang-orang yang berada disekeliling kita baik itu pimpinan, rekan kerja, ataupun bawahan, pastilah punya penilaian atau label sendiri terhadap masing-masing kita. Kalau label yang diberikan gratis oleh orang-orang yang berada disekeliling kita tersebut negatif, maka akan semakin jauhlah kesempatan untuk mendapatkan katakanlah gaji yang lebih atau kerja di perusahaan yang lebih besar.
Karena itu marilah kita kesampingkan dulu apa yang kita terima dan di perusahaan seperti apa sekarang dan mari curah yang terbaik dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang kita miliki agar dapat melaksanakan pekerjaan atau jabatan yang kita emban sebaik mungkin.

Terima kasih..................

Tidak ada komentar: