Minggu, 28 Desember 2008

Three Statement of Creative People

Highly creative people tend to have fluid, flexible, adaptive minds. Here are three statements that creative people can make easily and which you learn by regular practice.

Admit It When You Are Wrong
The first is simply, "I was wrong." Many people are so concerned with being right that all their mental energy is consumed by stonewalling, bluffing, blaming and denying. If you're wrong, admit it and get on to the solution or the next step.

Face Up to Mistakes
Second, non-creative people think that it is a sign of weakness to say, "I made a mistake." On the contrary, it is actually a sign of mental maturity, personal strength and individual character. Remember, everybody makes mistakes every single day.

Be Flexible With New Information
The third statement that creative people use easily is, "I changed my mind." It is amazing how many uncomfortable situations people get into and stay in because they are unwilling or afraid to admit that they've changed their minds.

(Source: Brian Tracy)

Rabu, 24 Desember 2008

Sang Tuna Netra Yang Luar Biasa

Hidup adalah pembelajaran tanpa henti. Setiap hari, setiap saat, dan setiap waktu, jika kita telaah lebih jauh, selalu menjadi momen pembelajaran. Baik itu berupa halangan, rintangan, tantangan, atau berbagai kejadian apapun yang kita temui. Jika bisa disikapi dengan cara yang bijak, maka selalu ada sisi positif yang bisa kita ambil sebagai bagian proses belajar.
Maka, tak salah, jika orang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Namun, semua itu harus dikembalikan kepada individu yang menjalaninya. Jika tak ada proses evaluasi dan tindakan perbaikan, pembelajaran yang didapatkan pun tak kan maksimal. Hadirnya pengalaman, baru akan bernilai jika kita bisa memaknainya dengan sudut pandang dan mindset positif.
Seperti yang saya jumpai saat saya memberikan seminar di Asian Agri Medan pada tanggal 8 Januari 2008, dengan tema "If Better is Possible, Good is Not Enough". Ketika acara, saya mendapat "pelajaran" yang sangat berharga. Sebagaimana setiap kali seminar, ada banyak orang yang antusias mengikuti seminar. Kemudian, banyak pula yang lantas ingin berfoto dan meminta tanda tangan. Namun, ada satu hal yang luar biasa saat itu. Salah satu orang yang sangat antusias tersebut ternyata adalah seorang penyandang tunanetra.
Yang menjadikannya luar biasa, orang yang bernama Roswidi itu, adalah tekadnya. Meski punya keterbatasan fisik, hal tersebut tidak menjadi halangan baginya untuk berkarya. Hebatnya, dengan kekurangan itu, ia ternyata adalah sosok yang berada di balik suksesnya acara seminar. Pria yang mengaku sebagai pendengar setia acara saya, Smart Motivation di radio Smart FM setiap Senin ini, adalah event organizer acara yang khusus menangani sound system acara. Dengan keterbatasan itu, Roswidi membuktikan pada semua orang, bahwa ia tak beda dengan orang kebanyakan.
Bicaranya yang terdengar semangat, menunjukkan betapa keterbatasan yang dimilikinya, sama sekali bukan halangan untuk sukses. Bahkan, ia mengaku sudah menjalani usaha sound system itu selama lima tahunan. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi pemain keyboard di berbagai acara. Selain itu, ia ternyata juga menjadi pengusaha onderdil sepeda. Roswidi benar-benar menunjukkan kepada saya dan semua orang yang hadir saat itu, bahwa sukses memang hak siapa saja, "Success is my right!" Ia adalah contoh nyata orang yang bisa "melihat" dengan tekad dan hati, bahwa halangan dan tantangan, sebenarnya hanyalah bagian dari proses pembelajaran diri.
Jika menengok keadaan kita, hal ini tentu adalah sebuah hal yang sangat luar biasa. Semangat dan daya juang Roswidi patut dicontoh. Apalagi, bagi kita yang dikaruniai tubuh lengkap dan tak kurang suatu apa pun. Seharusnya, dari contoh kisah Roswidi ini, bisa menumbuhkan semangat dalam diri.
Sungguh, perjalanan saya kali ini ke kota Medan memberi pengalaman yang luar biasa. Apalagi, Roswidi sempat berkata, "Kita dapat melakukan apapun, meski tanpa kedua mata. Sebab, kita masih punya kaki, tangan, otak, dan pikiran yang bisa kita maksimalkan." Sebuah kalimat sederhana, namun mengandung arti yang sangat luar biasa. Roswidi membuktikan, bahwa dengan tindakan nyata, ia pun bisa berkarya layaknya manusia seutuhnya.
Untuk itu, seperti komitmen saya untuk menjadikan tahun ini sebagai tahun Think and Action 2008, kisah Roswidi ini seharusnya mampu memacu kita untuk berpikir dan bertindak maksimal. Jika orang yang kurang secara fisik saja (maaf: buta) mampu, bagaimana dengan kita yang sehat?
Maka, mari kita jadikan semua cobaan dan tantangan, bukan sebagai halangan. Namun, justru jadi batu loncatan menuju kesuksesan. Dengan think and action, kita buktikan diri mampu menjemput semua impian.

(sumber: Andrie Wongso)

Rabu, 17 Desember 2008

Thank My Beloved Family

My Beloved family,



I shall thank all of you who keep continuosly support me to go thru the wave of life. My beloved father & mother, without your true love and your pray you do every night, I surely would be nobody. Only your love and your pray that bring me here today. I am very proud of and lucky to have parent like you. Eventhough, you both never completed your elementary school but your deep understanding in importancy of education and your passion to support your children education is really something I admire of. Your endeavour - day & night - to collect every single sen to buy your children's school necessities alreadi inspired me to do the same thing now. You both are a kind of rare parent, especially in our village community. I deeply realise that I will never ever be able to pay back what you both gave me already. I only can pray every night to the God wishing you both healthiness and happiness in rest of your life. Amien....
My beloved wife,
I shall be gratefull to have a wife like you. Your inner beauty I found after we married is something make me fall in love more and more. How you care of me, how you care of my 2 little sons, how you care your parent and my parent, how you strugle for your own education improvement - all those things I proud of you.
My beloved little sons,
I realise you both are too young to understand my endeavour to better prepare my self for your future. You both inspire me to work hard. For you both, so many times I have leave you for work and school. Deep in my heart I miss the time when we eat together, play together, laugh together. In last 2 years I had no time, even single day for you both, I have to work and went to school every week end which should be a time for you both. I am so sorry for that.
You both never know that every night when you sleep I kiss and hug you both saying I love you both so much.
I pray to the God wishing a healthiness and long life so that I can grow you both well. Amien...